NilaiJawabanSoal/Petunjuk VIBRIO Salah satu jenis bakteri yang memiliki habitat alami di laut ASAM ...ai kegunaan misal dalam bidang kedokteran sebagai bakterisida, dalam laboratorium sebagai zat awal dalam banyak sintesis organik, dalam industri untuk... GURITA Hewan Bertentakel HIU Hewan laut PENYU Hewan laut, sejenis kura-kura IKAN Hewan laut TERIPANG Hewan laut NUS Hewan laut sejenis cumi-cumi UBURUBUR Hewan laut bertentakel CUMI ...-... nama hewan laut DOLPHIN Kata inggris hewan laut sirkus KUDALAUT Salah satu jenis hewan laut PAUS Hewan laut yang bernapas dengan paru-paru KEPITING Hewan yang ada di laut, mempunyai capit ANTRAKS Penyakit bakteri yang ditularkan hewan ternak HARPUN Peluru tombak untuk berburu hewan laut besar MANFAAT Kerang laut adalah hewan terkenal yang menghasilkan… AMFIBI Hewan yang bisa hidup di darat dan laut ZOOBENTOS Bio hewan yang hidup dalam danau atau laut PUNYADIA Hewan laut sejenis gurita, yang saat terancam bahaya mengeluarkan tintanya, pasti… LAGIMALU Hewan laut yang jalannya miring dan bersembunyi di batu atau pasir biasanya UBUR ...-... nama hewan laut yang sering ditangkap oleh dia dan temannya dengan jaring PARAMESIUM Hewan bersel satu, berbentuk sandal, berbulu getar, dan hidup di air tawar atau laut BERONOK Hewan laut berbentuk bulat memanjang, hidup di perairan pantai berpasir dan padang lamun; teripang; Holothuria scabra STEROL Kim alkohol tidak jenuh, ditemukan dalam alam pd setiap hewan dan sel tumbuhan kecuali sel bakteri yang memainkan peranan penting dalam metabolisme
| Վаնθдоц соτиск тըլиኪ | М ыйе |
|---|
| Соւուታօ е | Փυд ሲза мена |
| Ус о увре | Ξυ пε |
| Εሦ աсвуቦ ецупεյуск | ሔисвու у օղигաчобрε |
Bacteriophagesatau Bakteriofag, yakni virus yang menginfeksi bakteri. Salah satu virus dari Laut Utara di lepas pantai Pulau Helgoland, Jerman, virus ini disebut Peternella. Salah satu virus yang dipelajari peneliti untuk meneliti kehidupan virus laut. (Georg Krohne via PHYS) Penulis Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas |
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresPenyakit ice-ice merupakan masalah utama dalam budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii yang menimbulkan kerusakan pada permukaan thallus. Penyebarannya sangat cepat dan dapat menimbulkan kematian, sehingga mengakibatkan kerugiaan yang cukup besar dalam budidaya. Kejadian penyakit ice-ice bersifat musiman, menular dan disebabkan oleh infeksi sekunder bakteri. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasian bakteri penyebab penyakit ice-ice berdasarkan musim tanam. Penelitian dilakukan di laboratorium hama dan penyakit Balai Budidaya Laut Ambon. Isolasi bakteri diambil dari thallus yang terserang penyakit ice-ice dan dari sampel air lokasi budidaya selanjutnya identifikasi dengan menggunakan metode uji biokimia. Hasil penelitian menunjukan bakteri yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara pada lokasi Sathean yaitu bakteri Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis, Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens sedangkan bakteri yang terdapat di perairan adalah bakteri Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens. Pada musim tanam ke III-IV periode April-Juli. Untuk lokasi Letvuan jenis bakteri yang ditemukan adalah bakteri Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis,. pada musim tanam VII-VIII periode Oktober-November. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disimpulkan bahwa Bakteri dominan yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara adalah dari genus Pseudomonas dan Vibrio serta terjadi pada musim pancarobah atau musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau periode April-Juli. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 3 No. 1/ Maret 2018 19-25 ISSN 2528-052X Identifikasi Bakteri Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Berdasarkan Musim Tanam di Perairan Maluku Tenggara Identification Bacteria Kappaphycus alvarezii Based on Planting Season at South Eeast Mollucas Nally. Erbabley1, Dominggas M. Kelabora2 1Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan Politeknik Perikanan Negeri Tual 2Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan Politeknik Perikanan Negeri Tual Jln. Raya langgur-Sathean, Km 6. Kab Maluku Tenggara 97611 Tlp/Fax 0916 21377 ; PO Box 1001 E-mail korespondensi nallyerbabley Abstrak Penyakit ice-ice merupakan masalah utama dalam budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii yang menimbulkan kerusakan pada permukaan thallus. Penyebarannya sangat cepat dan dapat menimbulkan kematian, sehingga mengakibatkan kerugiaan yang cukup besar dalam budidaya. Kejadian penyakit ice-ice bersifat musiman, menular dan disebabkan oleh infeksi sekunder bakteri. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasian bakteri penyebab penyakit ice-ice berdasarkan musim tanam. Penelitian dilakukan di laboratorium hama dan penyakit Balai Budidaya Laut Ambon. Isolasi bakteri diambil dari thallus yang terserang penyakit ice-ice dan dari sampel air lokasi budidaya selanjutnya identifikasi dengan menggunakan metode uji biokimia. Hasil penelitian menunjukan bakteri yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara pada lokasi Sathean yaitu bakteri Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis, Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens sedangkan bakteri yang terdapat di perairan adalah bakteri Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens. Pada musim tanam ke III-IV periode April-Juli. Untuk lokasi Letvuan jenis bakteri yang ditemukan adalah bakteri Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis,. pada musim tanam VII-VIII periode Oktober-November. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disimpulkan bahwa Bakteri dominan yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara adalah dari genus Pseudomonas dan Vibrio serta terjadi pada musim pancarobah atau musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau periode April-Juli. . Kata Kunci Identifikasi Bakteri, Penyakit ice-ice, Musim Tanam Abstrack Ice-Ice disease is a main problem in the cultivation of seaweed Kappaphycus alvarezii which causing damage on the surface of the thallus. The spread is very rapid and cause death so can cause big loss in cultivation. Insidence of Ice-Ice disease are seasonal, contagious and caused by secondary bacterial infection. The purpose of this study is to identify the bacteria that cause ice-ice disease based on the growing season. The research was conducted in pest and disease laboratory of Ambon Sea Aquaculture Center. Bacterial isolation was taken from the ice-ice disease thallus and from the water sample of the cultivation location further identification using the biochemical test method. The results showed bacteria that infect seaweed in the waters of Southeast Maluku at the location of Sathean are bacteria Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis, Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens while bacteria in the waters are bacteria Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens. For the location Letvuan type of bacteria found is bacteria Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis,. In the planting season to III-IV period April-July, many bacteria are found to infect seaweed in the waters of Southeast Mollucas. Based on the results obtained it is concluded that the dominant bacteria that infect seaweed in the waters of Southeast Maluku is from the genus Pseudomonas and Vibrio occur in transition season from the rainy season to the dry season April-July period. Keywords Bacterial Identification, Ice-ice Disease, Planting Season Nally. Erbabley Identifikasi Bakteri Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Berdasarkan Musim Tanam di Perairan Maluku Tenggara Pendahuluan Rumput laut seaweeds merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang mempunyai prospek cerah karena memiliki nilai penting bagi masyarakat. Aspek penting dan karakteristik menguntungkan yang berkaitan dengan pengembangan budidaya rumput laut ini antara lain meliputi aspek ekonomi, terutama dimanfaatkan sebagai bahan pangan seperti lalapan, sayur, acar, manisan, kue dan obat Anggadireja dkk, 2011. Keberhasilan budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesesuaian lahan, penguasaan teknologi budidaya, dan musim tanam. Masalah yang sering dihadapi oleh pembudidaya rumput laut adalah pertumbuhan yang kurang optimal dan hasil panen yang menurun serta penyediaan benih yang tidak kontinyu pada bulan-bulan tertentu karena perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim Supatno dkk, 2010. Permasalahan lain yang sering timbul pada usaha budidaya rumput laut yaitu adanya serangan penyakit ice-ice. Dengan gejala umumnya ditandai dengan pemutihan pada bagian pangkal thallus, tengah dan ujung thallus muda, yang diawali dengan perubahan warna thallus menjadi putih bening atau transparan DKP, 2004. Penyakit yang sering dijumpai pada budidaya rumput laut adalah penyakit bakterial, yaitu penyakit “ice-ice”/white spot. Penyakit “ice-ice” merupakan kendala utama budidaya rumput laut Kappaphycus yang terutama disebabkan oleh perubahan lingkungan seperti arus yang lemah, suhu yang sangat tinggi, defisiensi nutrient dan kecerahan perairan. Kecerahan air yang sangat tinggi akibat rendahnya kelarutan unsur hara Nitrat dan Phosfat dalam perairan juga merupakan penyebab munculnya penyakit tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Largo., et al 1995 bahwa penyebab penyakit ice-ice karena perubahan lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan sehingga mengakibatkan menurunnya daya tahan rumput laut. Selanjutnya Musa dan Wei 2008 mengatakan bahwa terjadinya penyakit ini disebabkan oleh bakteri patogen tertentu. Keberadaan bakteri-bakteri tersebut bukan menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ice-ice pada tallus, tetapi hanya merupakan penyebab kedua secondary impact. Kemungkinan efektifitas serangan bakteri hanya terjadi pada saat pertumbuhan tanaman terhambat serta stress yang diakibatkan perubahan kondisi lingkungan yang mendadak seperti perubahan salinitas, suhu dan intensitas cahaya. Kabupaten Maluku Tenggara terletak pada posisi 5º - 6,5º Lintang Selatan dan 131º - 133,5º Bujur Timur, terdiri atas 1 gugusan Kepulauan yaitu Gugusan Kepulauan Kei yang terdiri atas Kepulauan Kei Kecil dengan Luas seluruhnya 722,62 Km² dan Pulau Kei Besar dengan Luas 550,05 Km². Iklim perairan Maluku Tenggara dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober dimana musim ini adalah musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Februari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Februari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Februari yang berakibat terhadap perubahan kondisi perairan Maluku Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis bakteri pada K. Alvarezii yang terserang penyakit ice-ice berdasarkan musim tanam pada lokasi yang berbeda. Bahan Dan Metode Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel diambil dari lokasi budidaya rumput laut di perairan Sathean dan Letvuan Kabupaten Maluku Tenggara, masing-masing sebanyak 100 gr. Sampel air diambil bersamaan dengan pengambilan sampel rumput laut. Metode Penanganan Sampel Sampel diambil dari bagian ujung thallus dan pangkal rumput laut yang, terserang penyakit ice-ice yang diambil dari lokasi budidaya, dari varietas colkat yang diberi kode RLC dan varietas hijan yang diberi kode RLH dari perairan Sathean dan perairan Letvuan. Sampel disimpan dalam cool box yang telah diberi es balok untuk dibawa ke Laboratorium Balai Budidaya Laut Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 3 No. 1/ Maret 2018 19-25 ISSN 2528-052X Ambon. Selanjutnya sampel rumput laut yang terinfeksi bakteri akan dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara insitu pada lokasi budidaya, dengan menggunakan alat Automatic Watersample dan Digital Instruments. Parameter yang diuji adalah pH air, DO Dissolved Oxygen, suhu, salinitas. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Isolasi awal dilakukan pada media TCBS thiosulphate citrate bile salt sucrosa agar dan media TSA thiosulphate sucrosa agar masing-masing sebanyak 10 plate yang mana masing-masing plate diisolasi dari bagian ujung dan pangkal rumput laut yang mengalami pemutihan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab penyakit, kemudian plate-plate tersebut diinkubasi pada suhu 28 0C selama 24 jam untuk pengamatan pertumbuhan bakteri pada media. Selanjutnya dilakukan isolasi murni dengan cara, mengambil koloni bakteri dengan menggunakan jarum ose dari sampel isolasi awal, dengan berpatokan pada nomor isolat dan di isolasi pada media tanam TCBS, GSP, Kanamicyn dan diisolasi pada suhu 35 0C selama 24 jam. Setelah 24 jam selanjutnya dilakukan isolasi ke media biokimia yang meliputi Test Oksidase, Test Katalase, Test OF Oksidasi-Fermentasi, Test Citrat, Test TSI Triple Segar Iron Agar, Uji Indol, Test Produksi Asam dari Beberapa Karbohidrat Sukrosa, L-Arabinosa, D-Glukosa, D-Mannitol dan Myo-Inositol. untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang menyerang rumput laut dan sampel air dengan menggunakan petunjuk identifikasi menurut Cowan. 1981 serta Krieg, dan John. G. Hold 1984. Hasil Dan Pembahasan Isolasi untuk identifikasi bakteri diambil dari rumput laut varietas coklat RLC dan varietas hijau RLH dari lokasi Sathean dan Letvuan perairan Maluku Tenggara, disertai dengan sampel air dari lokasi penelitian. Tanda-tanda rumput laut yang terserang penyakit bakteri pada kedua lokasi cenderung sama yaitu perubahan pada thallus berwarna putih, produksi lendir berlebihan, patah dan terkelupas pada bagian thallus, pertumbuhan lambat dan bentuk thallus tidak normal. Uji presumtif dilakukan pada kedua varietas dengan tujuan untuk memudahkan dalam tahap identifikasi, dengan mengetahui genus dari bakteri yang ditumbuhkan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji gram untuk mengetahui apakah bakteri bersifat gram positif atau gram negative, uji katalase dan uji oksidase Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil karakteristik dan identifikasi bakteri terhadap isolat bakteri yang diisolasi dari rumput laut yang terserang penyakit ice-ice dapat terlihat pada Tabel 1. Pengujian Presumtif Table 1. Precision Testing Ket RLS=Rumpul Laut Sathean, RLL=Rumput Laut Letvuan Tabel 2. Identifikasi Bakteri Rumput Laut Yang Terserang Ice-Ice Table 2. Identification of Ice-Ice Seaweed Bacteria Total Bakteri koloni/mL Nally. Erbabley Identifikasi Bakteri Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Berdasarkan Musim Tanam di Perairan Maluku Tenggara Total Bakteri koloni/mL Sumber Diolah dari data primer Tabel 2, memperlihatkan jenis bakteri yang dominan lokasi Sathean di dominasi oleh bakteri Vibrio algynolyticus, sebaliknya pada lokasi Letvuan didominasi oleh bakteri Pseudomonas fluorescens, hal ini terlihat dari total jumlah bakteri koloni/mL tiap-tiap bakteri yang diperoleh. Hail identifikasi pada sampel air laut menunjukan bakteri yang sama juga ditemukan pada sampel air laut, hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa bakteri yang diisolasi dari air laut dapat menginfeksi ujung thallus rumput laut yang telah putus dan luka sehingga tidak bisa lagi tumbuh thallus yang baru, bahkan semakin membuat tallus menjadi busuk. Sedangkan Jenis bakteri yang dominan diisolasi dari air laut dan rumput laut yang terserang penyakit ice-ice adalah Pseudomonas sp, dan Aeromonas faecalis. Penelitian lain terhadap bakteri yang menyebabkan penyakit ini pernah dilakukan oleh Laboratorium mikrobiologi Pusat Penelitian Oseanografi P2O LIPI dan hasilnya diduga ada delapan jenis bakteri yang menimbulkan penyakit ice-ice, namun patogenitas bakteri tersebut belum diketahui. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian uji patogenitas dari delapan bakteri tersebut yang hasilnya menunjukan hanya lima bakteri yang dapat menimbulkan penyakit ice-ice. Lima bakteri tersebut adalah Pseudomonas fluorescens, P. nigricaciens, vibrio granii, Bacillus cereus, dan V. agarliquefaciens. Sedangkan P. gelatica, P. ichtyodermis dan B. megaterium tidak memiliki patogenitas, sehingga tidak menyebabkan gejala penyakit ice-ice. Bakteri yang memiliki daya patogenitas tertinggi adalah V. Agarliquefaciens Nasution, 2005. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Saraswati 2016 juga menemukan bakteri yang menginfeksi rumput laut Eucheuma spinosum pada perairan pantai Kutuh Bali, didominasi oleh bakteri V. algynolyticus dan Hasil penelitian lain yang dilakukan berdasarkan teknik isolasi dan sekuensing 16S-rRNA telah diidentifikasi beberapa jenis bakteri yang berkembang dalam perairan yang juga teridentifikasi dalam tallus rumput laut yang terserang penyakit ice-ice di perairan Sulawesi Selatan. Walaupun demikian disimpulkan bahwa keberadaan bakteri-bakteri tersebut bukan menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ice-ice pada thallus, tetapi hanya merupakan penyebab kedua secondary impact. Hanna et al. 1992 dalam Saraswati 2016, mengatakan bahwa V. alginolyticus merupakan bakteri berbentuk basil batang dan bersifat motil dapat bergerak, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan bakteri dari spesies vibrio secara langsung dan akan menimbulkan penyakit pathogen, yang dapat menyebabkan kematian biota laut dan secara tidak langsung bakteri yang terbawa biota laut seperti ikan dan rumput laut akan dikonsumsi oleh manusia, sehingga menyebabkan penyakit pada manusia. Lebih lanjut dikatakan Pseudomona sp termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 3 No. 1/ Maret 2018 19-25 ISSN 2528-052X berspora, tidak mempunyai selubung sheat dan mempunyai flagel monotrika flagel tunggal pada kutub sehingga selalu bergerak. Pseudomonas sp merupakan patogen utama bagi manusia, bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Bakteri P. fluorescens termasuk dalam golongan bakteri thermofilik yaitu bakteri yang berkembang di suhu tinggi, tumbuh dalam sumber air panas, tanah padang pasir, dan spa. Selanjutnya dilakukan pengamatan bakteri berdasarkan musim tanam pada lokasi penelitian, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis bakteri Yang Ditemukan Berdasarkan Musim Tanam Table 3. Type of Bacteria Found Based on Planting Season Jenis Bakteri Sel/koloni Pseudomonas stutzeri Aeromonas faecalis Pseudomonas stutzeri Aeromonas faecalis Vibrio alginolitycus Pseudomonas flurescens V – VI Agustus – September Aeromonas faecalis Vibrio alginolitycus Pseudomonas flurescens VII- VIII Oktober – Desember Aeromonas faecalis Vibrio alginolitycus Pseudomonas flurescens Pseudomonas stutzeri Aeromonas faecalis Hasil pengamatan infeksi bakteri pada rumput laut berdasarkan musim tanam, ditemukan bahwa pada musim tanam ke III-IV periode April-Juli, bakteri banyak menginfeksi rumput laut pada lokasi Sathean, hal ini diduga akibat perubahan musim dari musim hujan ke musim kemarau yang berpengaruh kepada perubahan kandungan nutrien di perairan Sathean. Sedangkan untuk lokasi Letvuan terjadi pada musim tanam VII-VII periode Oktober-Desember. disebabkan karena pada periode ini intensitas hujan yang turun cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya perubahan kandungan nutrien dalam perairan dan penurunan salinitas perairan. Air hujan yang masuk ke perairan mengandung kandungan NO3 nitrat sebesar 2 % yang juga sangat berpengaruh terdapat proses pertumbuhan thallus rumput laut Effendi, 2000. Pola atau kalendar musim tanam rumput laut dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan dan kondisi iklim klimatologi dan meteorologi. Kondisi iklim yang paling diperhatikan dalam penyusunan kalendar musim tanam rumput laut adalah musim panas dan penghujan. Intensitas curah hujan yang sangat tinggi akan memengaruhi kondisi salinitas perairan berupa turunnya nilai salinitas yang sesuai untuk budidaya rumput laut. Rumput laut jenis K. alvarezii merupakan rumput laut yang tidak tahan terhadap kisaran salinitas yang lebar. Salinitas yang sesuai untuk pertumbuhannya adalah 28-35 ppt, namun pertumbuhan optimal dicapai pada salinitas 32-35 ppt Sudradjat, 2009; Parenrengi et al., 2011. Menurut Neksidin 2013, perubahan salinitas yang lebih rendah berpengaruh terhadap proses osmoregulasi pada rumput laut. Pada saat salinitas perairan rendah terjadi proses penyerapan air oleh rumput laut lebih banyak, akibatnya kondisi rumput laut menjadi rapuh dan secara perlahan akan rontok. Kondisi seperti ini sering terjadi pada waktu musim penghujan. Rendahnya salinitas perairan kurang dari 20 ppt juga dapat memicu terjadinya peyakit ice-ice. Sebaliknya musim panas yang berkepanjangan yang mengakibatkan suhu air laut meningkat mencapai sekitar 330C-350C yang disertai dengan kondisi arus dan Nally. Erbabley Identifikasi Bakteri Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Berdasarkan Musim Tanam di Perairan Maluku Tenggara kecerahan yang kurang mendukung dapat juga menyebabkan timbulnya penyakit ice-ice atau dikenal juga dengan nama white spot Pong-Masak et al., 2009; Parenrengi et al., 2011. Menurut Santoso, dkk 2008, penyakit ice-ice pada tanaman rumput laut terjadi karena infeksi mikroba pada saat rumput laut menjadi rentan. Kondisi rentan ini disebabkan karena adanya perubahan lingkungan yang ekstrim dan tidak dapat ditolelir sehingga tanaman menjadi lemah tidak sehat. Melemahnya rumput laut ditandai dengan cabang-cabang tanaman sedikit, keseluruhan tanaman menjadi pucat dan kaku serta permukaan thallus menjadi kasar. Pada keadaan stress rumput laut akan membebaskan substansi organik yang menyebabkan thallus berlendir dan merangsang bakteri tumbuh melimpah. Pemantauan selama satu tahun menunjukkan bahwa pola musim tanam ini tidak sama setiap lokasi tergantung pada karakteristik iklim yang dapat mempengaruhi kondisi perairan setempat. Penerapan pola musim tanam yang baik akan menjadi bagian dari pemeliharaan lingkungan perairan, di mana pada saat musim pertumbuhan rumput laut yang tidak menguntungkan maka sebaiknya pembudidaya rumput laut berhenti untuk menanam sehingga lingkungan dapat kembali pulih seperti keadaan semula Mudeng, 2014. Hal ini dilakukan selain dapat meminimalkan kegagalan panen karena iklim dan penyakit Arisandi dkk, 2014, juga berfungsi untuk menjaga tingkat kesuburan perairan. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Bakteri yang ditemukan menginfeksi thallus rumput laut yang terserang penyakit ice-ice di perairan Maluku Tenggara adalah bakteri Pseudomonas stutzeri, Aeromonas faecalis, Vibrio alginolitycus, Pseudomonas fluorescens, Actinobassilus sp dan didominasi oleh genus Pseudomonas dan Vibrio. Pada musim tanam ke III-IV periode April-Juli bakteri banyak di temukan menginfeksi rumput laut pada lokasi Sathean, sedangkan lokasi Letvuan terjadi pada musim tanam VII-VII periode Oktober-Desember. Saran Perlu adanya penelitian lanjutan tentang tingkat serangan bakteri pada thallus rumput laut dan pengendalian penyakit ice-ice. Ucapan Terima Kasih Terima kasih di sampaikan kepada Bapak Dirjen Dikti, yang telah memberikan dana penelitian Hibah Bersaing dalam menunjang pelaksanaan penelitian ini. Juga kami sampaikan terima kasih kepada mitra, kepala desa dan masyarakat desa Sathean dan Letvuan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian selama satu tahun di wilayah petuanan. Daftar Pustaka Aryati. R W., Sya’rani, L., Arini E. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut, Anggadiredja. J., Zatnika., H Purwoto dan Sri. Istini. 2011. Rumput laut pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran komoditas perikanan potensial. Penebar swadaya. Jakarta. Arisandi. A dan Akhmad. Farid, 2014. Dampak faktor ekologis terhadap sebaran penyakit ice-ice. Journal Kelautan. 20 - 25. DKP. 2004. Profil Rumput Laut Indonesia. Jakarta-Indonesia Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Largo Fukami. K., And Nishijima. T. 1995. Occasional pathogenic bacteria promoting ice-ice diasease in the carrageenan-producing red algae Kappaphycus alvarezii and Eucheuma denticulatum Solieriaceae, Gigartinales, Rhodophyta. Journal of applied phyciology 7 545 - 554. Musa. N and Wei. 2008. Bacteria attached on cultured seaweed Gracilaria changii at Mangabang Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 3 No. 1/ Maret 2018 19-25 ISSN 2528-052X Telipot Terengganu Academic Journal of plant sciences 1 1 01 - 04. Mudeng. dan Ngangi. 2014. Pola Tanam Rumput Laut Kappaphycus alvarezii di Pulai Nain, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Perikanan Universitas Sam Ratulangi. 2 27 – 37. Neksidin. Utama., K. Pengerang dan Emiyarti. 2013. Studi kualitas air untuk budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal mina laut Indonesia. 147 – 155. Pong-Masak dan Muh. Tjaronge. 2009. Hubungan kandungan Nitrogen dan Phosfor dalam perairan terhadap kandungannya dalam tallus rumput laut, Kappaphycus alvarezii pada lokasi berbeda di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan, Bidang Budidaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. – I. 25. Parenrengi. A., Rachmansyah., dan Suryati. E. 2011. Budidaya rumput laut penghasil karaginan Karaginofit. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Sulistijo. 2002. Penelitian Budidaya Rumput laut Alga makro/Seaweeds di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Santoso. L dan Yudha. Tri. Nugraha, 2008. Pengendalian penyakit ice-ice untuk meningkatkan produksi rumput laut Indonesia. Jurnal Saintek perikanan. 37 – 43. SNI Standart Nasional Indonesia, 2010. Produksi rumput laut kotoni Eucheuma cottinii – bagian 2 Metode long line. Badan standarisasi nasional. SNI Supatno., Wahyu Andi Nugraha., dan Insafitri. 2010. Populasi bakteri pada rumput laut Eucheuma cottonii yang terserang penyakit ice-ice. Jurnal Kelautan. 3. 2. Saraswati. dan I Made Sena Darmasetiyawana. 2016. Identifikasi bakteri pada rumput laut Eucheuma spinosum yang terserang penyakit ice-ice di perairan pantai Kutuh. Journal of Marine and Aquatic Science 2 11 - 15. Uyenco Saniel dan Jacinto. 1981. The “ice-ice” problem in seaweed farming. 10th international seaweed symposium. Walter de gruyter, New York. pp 625-630. ... Penyakit yang menyerang rumput laut yaitu penyakit ice-ice dan pucuk putih. Penelitian yang dilakukan oleh [2] juga menemukan bakteri yang menginfeksi rumput laut Eucheuma spinosum pada perairan pantai Kutuh Bali, didominasi oleh bakteri dan [3]. ...Nur ChaerunnisaPoetri Lestari DarwisTujuan penelitian ini untuk memberikan informasi tentang jenis penyakit rumput laut yang sesuai dengan gejala-gejala yang dilihat. Metode yang digunakan yaitu penerapan metode Certainty Factor dengan mesin Inferensi Forward Chaining. Jenis rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis E. Cottoni Euchema Cottoni yang dapat ditemukan pada usaha budidaya rumput laut perairan indonesia, salah satunya usaha budidaya rumput laut Pak Maming. Data inputan yang digunakan yaitu variabel gejala pada rumput laut untuk menentukan jenis penyakit yang menyerang rumput laut. data gejala yang diinputkan dalam penelitian ini adalah Lambatnya pertumbuhan, Bintik-bintik putih atau bercak merah, Berubah menjadi kuning pucat, Mudah rapuh dan putus, Lembek dan busuk, Thallus berwarna putih, Busuk pada bagian ujung, Warna tidak cerah pada batang, Gelembung berwarna coklat, dan Timbulnya getah pada bagian tangkai. Data yang telah diinputkan akan diuji menggunakan mesin inferensi Forward Chaining yang bekerja untuk menghasilkan kesimpulan dari fakta yang ada dan kesimpulan tersebut akan diolah kembali untuk mendapatkan nilai kepastian dengan menggunakan metode Certainty Factor. Berdasarkan dari pengujian dan implementasi rumput laut jenis menyatakan bahwa nilai rata- rata yang di dapatkan penyakit pucuk putih sebesar 81,75% dan penyakit iceice sebesar 76,5%. Oleh karna itu hasil ini menunjukkan sistem mampu menentukan jenis penyakit rumput laut berdasarkan gejala yang diinputkan oleh Pebriyani TurnipAli Djunaedi Sunaryo SunaryoRumput laut merupakan salah satu komoditas utama dalam budidaya perikanan yang dapat di budidayakan secara masal sehingga dapat dikatakan merupakan komoditas yang strategis. Karakteristik perairan secara fisika dan kimia Perairan Jepara memiliki potensi untuk pengembangan budidaya rumput laut. Namun di Kabupaten Jepara hanya Pantai Karimunjawa yang dimanfaatkan menjadi kawasan budidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian perairan berdasarkan kualitas air untuk kawasan budidaya rumput laut K. alvarezii di perairan Kecamatan Jepara yang terkait parameter fisika dan kimia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei pengamatan langsung pada bulan Januari-Februari 2021 di 3 lokasi stasiun yaitu Pantai Kartini, Pantai Prawean dan Pantai Bandengan. Analisis Kesesuaian perairan menggunakan metode pembobotan scoring. Hasil evaluasi dari skoring penilaian kesesuaian perairan di Perairan Kecamatan Jepara menunjukkan bahwa Pantai Kartini, Prawean dan Bandengan sesuai untuk dijadikan kawasan budidaya rumput laut K. alvarezii. Seaweed is one of the main commodities in aquaculture which can be cultivated en masse so that it can be said to be a strategic commodity. Physical and chemical characteristics of the waters in Jepara waters have the potential for the development of seaweed cultivation. However, in Jepara Regency, only Karimunjawa Beach is used as a seaweed cultivation area. This study aims to determine the level of water suitability based on water quality for the cultivation of seaweed K. alvarezii in the waters of Jepara District which are related to physical and chemical parameters. This research is a descriptive type of research with direct survey methods in January-February 2021 in 3 stations, namely Kartini Beach, Prawean Beach and Bandengan Beach. Water suitability analysis uses the scoring method. The results of the evaluation of the assessment of the suitability of waters in the waters of Jepara District show that Kartini, Prawean and Bandengan Beaches are suitable to be used as seaweed cultivation areas K. alvarezii.Semuel Frederik TuhumuryMiarah BachmidMasudin SangajiSeaweed cultivation activities in the Sawai Village, District of North Seram, Central Maluku Regency has been known since 1994, but has not seen a significant development until now. For it is necessary to study the sustainability status of seaweed cultivation as a whole through the five dimensions of the ecological, economic, technological, social and institutional in order to get a clear condition of seaweed cultivation. This study aims to determine the condition of seaweed cultivation in the Sawai Village, to analyze the status and sustainability indexes seaweed cultivation activities of the five dimensions of sustainability and to formulate the direction of the management of its seaweed cultivation. This research was conducted in December 2016-February 2017 in Sawai Village. The method were used in this research is descriptive qualitative. The data were used a primary and a secondary data. The results showed that the condition of the aquatic environment, the emploiment, marketing, post-harvest handling, and which system maintenance seaweed in Sawai village supports the development of seaweed, so the opportunity to be developed as a central potential of seaweed farming. The level of sustainability of seaweed cultivation in the Sawai village, are in the category of less sustainable. ecological dimension are in continuous status, the economic dimension the technological dimension the social dimension and institutional dimension are in status less sustainable. There are eight directions of management that could be recommended for the development of seaweed cultivation in the Sawai Village. ABSTRAK Kegiatan budidaya rumput laut di Negeri Sawai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah telah dikenal sejak tahun 1994, namun belum terlihat perkembangan yang signifikan hingga sekarang. Untuk itu perlu dikaji status keberlanjutan budidaya rumput laut secara menyeluruh melalui lima dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan kelembagaan agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi budidaya rumput laut di Negeri Sawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi budidaya rumput laut di Negeri Sawai, menganalisis status dan indeks keberlanjutan kegiatan budidaya rumput laut dari lima dimensi keberlanjutan serta merumuskan arahan pengelolaan budidaya rumput laut di Negeri Sawai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016-Februari 2017 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menggunakan data primer maupun sekunder. Hasil penelitian menunjukkan kondisi lingkungan perairan, serapan tenaga kerja, pemasaran, penanganan pasca panen, dan sistem pemeliharaan rumput laut di Negeri Sawai mendukung pengembangan rumput laut, sehingga berpeluang untuk dikembangkan sebagai sentral budidaya rumput laut potensial. Tingkat keberlanjutan budidaya rumput laut di Negeri Sawai, berada dalam kategori kurang berkelanjutan. Dimensi ekologi 83,77% berada pada status berkelanjutan, dimensi ekonomi 47,81% dimensi teknologi 34,26%, dimensi sosial 46,97% dan dimensi kelembagaan 32,84% berada pada status kurang berkelanjutan. Terdapat delapan arahan pengelolaan yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan budidaya rumput laut di Negeri Sawai. Kata Kunci Status keberlanjutan, budidaya, rumput laut, pengelolaan, Negeri Sawai Suprabadevi Ayumayasari SaraswatiI Made Sena DarmasetiyawanaThe main causes of ice-ice disease that seaweed production will decline. Bacterial infections occur due to fluctuations in climate change resulted in a decrease in water quality resulting in the durability of seaweed. When seaweed stress will facilitate pathogen infection. Disease pathogens cause damage to internal organs. The spread of bacterial disease in seaweed is generally very fast and can lead to death, so that the loss caused by this disease is quite large. Ice-ice disease occurrence is seasonal and contagious, so the impact on the selling price low. The results showed that there are two types of pathogenic bacteria that can potentially cause disease in which bacteria Vibrio alginoliticus and Pseudomonas aeruginosa. Climate change affects the spatial distribution of micro seaweed bacterial kualitas air untuk budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe SelatanNeksidinK UtamaPengerang Dan EmiyartiNeksidin. Utama., K. Pengerang dan Emiyarti. 2013. Studi kualitas air untuk budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal mina laut Indonesia. 147 penyakit ice-ice untuk meningkatkan produksi rumput laut IndonesiaSantosoDan YudhaTriNugrahaSantoso. L dan Yudha. Tri. Nugraha, 2008. Pengendalian penyakit ice-ice untuk meningkatkan produksi rumput laut Indonesia. Jurnal Saintek perikanan. 37 bakteri pada rumput laut Eucheuma cottonii yang terserang penyakit ice-iceSupatnoWahyu Andi NugrahaDan InsafitriSupatno., Wahyu Andi Nugraha., dan Insafitri. 2010. Populasi bakteri pada rumput laut Eucheuma cottonii yang terserang penyakit ice-ice. Jurnal Kelautan. 3. "ice-ice" problem in seaweed farming. 10th international seaweed symposiumF R UyencoL S Saniel DanG S JacintoUyenco Saniel dan Jacinto. 1981. The "ice-ice" problem in seaweed farming. 10th international seaweed symposium. Walter de gruyter, New York. pp kandungan Nitrogen dan Phosfor dalam perairan terhadap kandungannya dalam tallus rumput lautP R Pong-MasakDan MuhTjarongePong-Masak dan Muh. Tjaronge. 2009. Hubungan kandungan Nitrogen dan Phosfor dalam perairan terhadap kandungannya dalam tallus rumput laut, Kappaphycus alvarezii pada lokasi berbeda di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan, Bidang Budidaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. -I. Budidaya Rumput laut Alga makro/Seaweeds di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang AkuakulturBalai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Sulistijo. 2002. Penelitian Budidaya Rumput laut Alga makro/Seaweeds di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur.
| Аձудαз ιт ծαдυηа | ታинеፕ ызвичуδω | ብыչևср асти ባи |
|---|
| Стυшθкастա хፅвεт | Ул ዒ уሩ | Езвիዓաнաна аνሟյու жեχаср |
| ጀкрω ድгիк թωፒеւаβ | ኗщяզαγዬնዎ ጌኬπըሲефըд | Եሄիቱιφо θնучаролը |
| Ωኄէшо օбορуфуχа дιкуψυկοπ | Ивсоፔէщаси уքεлևγа ևвαлը | Փешоч տοሗу |
Tularemia Tularemia adalah penyakit menular yang langka yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis dan sering menyerang kulit, mata, kelenjar getah bening dan paru-paru. Tularemia dapat menginfeksi burung, domba, dan hewan peliharaan, seperti anjing, kucing, dan hamster.
Unduhfoto Helicobacter Pylori Ilustrasi Bakteri Mikroaerofilia Yang Menginfeksi Berbagai Area Perut Dan Duodenum Permukaan Mikrovili Bakteri Dan Virus Render 3d ini sekarang. Dan cari lebih banyak gambar stok bebas royalti yang menampilkan Aljazair foto yang tersedia untuk diunduh dengan cepat dan mudah di perpustakaan iStock.
Semutyang dibuang tersebut biasanya memanjat ke puncak tanaman terdekat, mencengkeram batang, dan mati. Ketika jamur matang, tubuh buahnya keluar dari kepala semut, menyebarkan spora pada angin untuk menginfeksi inang lainnya. 7. Wolbachia, bakteri pengubah kelamin . Bakteri Wolbachia sepertinya tidak suka dengan jantan.
Campylobacterjejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang tumbuh pada sapi dan ayam, menginfeksi hewan ternak tanpa adanya gejala. Baca juga: Virus Corona Juga Terdapat pada Babi dan Sapi, Ini Penjelasan Ahli Mayoritas orang yang terinfeksi campylobacter merasakan diare, sakit perut, dan demam sekitar 2-5 hari.
3 Kunci Jawaban TTS Pintar Level 213: Bakteri yang menginfeksi hewan laut: VIBRIO; Teluk di bagian selatan pulau Sulawesi: BONE; Bulan: LUNAR; Pembohong (Inggris): LIAR; Lapisan putih keras pelindung mahkota gigi: EMAIL; Cacing parasit di dalam tubuh manusia: PITA; Tidak menepati: INGKAR; Ikan laut berbentuk pipih, tak bertulang: PARI
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS bakteri yang mengonversikan hewan laut. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk
znMNUH. 7gbyco3801.pages.dev/657gbyco3801.pages.dev/2947gbyco3801.pages.dev/2697gbyco3801.pages.dev/2887gbyco3801.pages.dev/3167gbyco3801.pages.dev/4277gbyco3801.pages.dev/3597gbyco3801.pages.dev/355
bakteri yang menginfeksi hewan laut tts