SunanGunung Djati adalah seorang mursyid tarekat. Mursyid adalah istilah atau sebutan Syaikh dalam suatu tarekat. Istilah mursyid ini mempunyai arti guru, yakni guru yang mengajarkan suatu tarekat tertentu kepada murid-muridnya yang sedang menuntut ilmu dalam suatu tarekat. Guru atau mursyid dalam sistem tasawuf adalah asrâfu an-nasi fî at
MAKNA SYAHADATAIN, RUKUN, SYARAT, KONSEKUENSI, DAN YANG MEMBATALKANNYAOlehSyaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin FauzanPertama Makna SyahadatainA. Makna Syahadat “Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ Yaitu beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala, menta’ati hal terse-but dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk makna kalimat ini secara ijmal global adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah”. Khabar “Laa ” harus ditaqdirkan “bi haqqi” yang hak, tidak boleh ditaqdirkan dengan “maujud ” ada. Karena ini menyalahi kenyataan yang ada, sebab tuhan yang disembah selain Allah banyak sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah ibadah pula untuk Allah. Ini Tentu kebatilan yang “Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ” telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain1. “Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ “ artinya “Tidak ada sesembahan kecuali Allah”, Ini adalah batil, karena maknanya Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah “Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ “ artinya “Tidak ada pencipta selain Allah” . Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum “Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ “ artinya “Tidak ada hakim penentu hukum selain Allah”. Ini juga sebagian dari makna kalimat ” “. Tapi bukan itu yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukupSemua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami peringatkan di sini karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq ulama peneliti, tidak ada sesembahan yang hak selain Allah seperti tersebut di Makna Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah”Yaitu mengakui secara lahir batin bahwa beliau adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya menta’ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembahAllah kecuali dengan apa yang disyari’ Rukun SyahadatainA. Rukun لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ “Laa ilaaha illallah”Laa ilaaha illallah لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ mempunyai dua rukunAn-Nafyu atau peniadaan “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain penetapan “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’alaفَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا“Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat …” [Al-Baqarah/2 256]Firman Allah, “Siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah makna dari “Laa ilaha” rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙ – اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ“Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi aku menyembah Tuhan yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf/43 26-27]Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala , “Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah makna nafyu peniadaan dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi aku menyembah Tuhan yang menjadikanku”, adalah makna itsbat penetapan pada rukun Rukun Syahadat “Muhammad Rasulullah”Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat “abduhu wa rasuluh ” hamba dan utusanNya. Dua rukun ini menafikan ifrath berlebih-lebihan dan tafrith meremehkan pada hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas orang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ“Katakanlah Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, …’.” [Al-Kahfi/18 110]Beliau hanya memberikan hak ubudiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala memujinyaاَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَافٍ عَبْدَهٗۗ“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya.” [Az-Zumar/39 36]اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab Al-Qur’an ...”[Al-Kahfi/18 1]سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram …” [Al-Isra/17 1]Sedangkan rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah sebagai basyir pemberi kabar gembira dan nadzir pemberi peringatan.Persaksian untuk Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya hingga mengangkatnya di atas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah penyembahan untuknya selain dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka ber-istighatsah minta pertolongan kepada beliau, dari selain meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian orang mengingkari kerasulannya atau mengurangi haknya, sehingga ia bergantung kepada pendapat-pendapat yang menyalahi ajarannya, serta memaksakan diri dalam mena’wilkan hadits-hadits dan Syarat-syarat SyahadatainA. Syarat-syarat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ”Laa ilaha illallah” Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu adalah1. Ilmu, yang menafikan jahl kebodohan.2. Yaqin yakin, yang menafikan syak keraguan.3. Qabul menerima, yang menafikan radd penolakan.4. Inqiyad patuh, yang menafikan tark meninggalkan.5. Ikhlash, yang menafikan Shidq jujur, yang menafikan kadzib dusta.7. Mahabbah kecintaan, yang menafikan baghdha’ kebencian.Adapun rinciannya adalah sebagai berikutSyarat Pertama Ilmu Mengetahui.Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal Subhanahu wa Ta’ala berfirmanمِنْ دُوْنِهِ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ“.. Akan tetapi orang yang dapat memberi syafa`at ialah orang yang mengakui yang hak tauhid dan mereka meyakini nya. [Az-Zukhruf/43 86]Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak Kedua Yaqin yakin.Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-hadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian Subhanahu wa Ta’ala berfirmanاِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu ...” [Al-Hujurat/49 15]Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ“Siapa yang engkau temui di balik tembok kebon ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan balasan Surga.” [HR. Al-Bukhari]Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Ketiga Qabul menerima.Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta’ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allahاِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ – وَيَقُوْلُوْنَ اَىِٕنَّا لَتَارِكُوْٓا اٰلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُوْنٍ“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka Laa ilaaha illallah’ Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” [Ash-Shafat/37 35-36]Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum me-nerima makna laa ilaaha Keempat Inqiyaad Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗٓ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰىۗ“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” [Luqman/31 22]Al-Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu patuh, pasrah.Syarat Kelima Shidq jujur.Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ – يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ – فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ“Di antara manusia ada yang mengatakan Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” [Al-Baqarah/2 8-10]Syarat Keenam membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam hadits Itban, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaفَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِSesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha Allah. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]Syarat Ketujuh Mahabbah Kecintaan.Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan Subhanahu wa Ta’ala berfirmanوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” [Al-Baqarah/2 165]Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa ilaaha Syarat Syahadat “Anna Muhammadan Rasulullah”1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam Mengucapkan dan mengikrarkan dengan Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang sudah lewat maupun yang akan Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua serta seluruh umat Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan Konskuensi SyahadatainA. Konsekuensi “Laa ilaha illallah”Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah kepada Allah semata tanpa syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk, kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid’ah. Mereka menolak para da’i yang mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah Konsekuensi Syahadat “Muhammad Rasulullah”Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya, mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari hal-hal bid’ah dan muhdatsat baru, serta mendahulukan sabdanya di atas segala pendapat Yang Membatalkan SyahadatainYaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat seseorang masuk dalam Islam. Mengucap-kan keduanya adalah pengakuan terhadap kandungannya dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syi’ar-syi’ar Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang telah diikrarkannya ketika mengucapkan dua kalimat syahadat membatalkan Islam itu banyak sekali. Para fuqaha’ dalam kitab-kitab fiqih telah menulis bab khusus yang diberi judul “Bab Riddah kemurtadan”. Dan yang terpenting adalah sepuluh hal, yaitu Syirik dalam beribadah kepada Subhanahu wa Ta’ala berfirmanاِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” [An-Nisa/4′ 48]اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ“… Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” [Al-Ma’idah/5 72]Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo’a kepada mereka, meminta syafa’at kepada mereka dan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasul Shallallahu alaihi wa sallam atau pahala maupun siksanya, maka ia ini ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ– لا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ“Katakanlah Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman.” [At-Taubah/9 65-66]Sihir, di antaranya sharf dan athf barangkali yang dimaksud adalah amalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet. Barangsiapa melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ” … sedang keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seorangpun sebelum mengatakan Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir.”[Al-Baqarah/2 102]Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ“Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” [Al-Ma’idah/5 51]Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Nabi Muhammad Shallallah u alaihi wa sallam , seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat Nabi Musa alaihis salam, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah sufi yang berlebihan/ melampaui batas bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam .Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ ثُمَّ اَعْرَضَ عَنْهَا ۗاِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” [As-Sajadah/3 22]Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata “Tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius bersungguh-sungguh maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih.”[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq] Home /A3. Tauhid Perintah Pertama/Makna Syahadatain, Rukun, Syarat,... Syaratuntuk masuk agama Islam hanya dengan mengucap sahadat. Tags: Question 16 . SURVEY . Menguasai dan mengislamkan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Berhasil menaklukkan Mataram, Singasari dan Blambangan. Tags: Sekaten berasal dari Syahadatain , yang artinya : answer choices . Dua Kalimat Syahadat. Kalimah Toyibah. Syahadat Agung. kiagengjembarjumantoro Assalamualaikum wr wb. Rahayu untuk semuanya. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM…… LILLAHITA’ALAA……….. SAYA IJAZAHKAN SAHADAT BANTEN UNTUK DULUR- DULUR KWA. “SAHADAT BANTEN” BISMILLAHIRROHMANIRROHIMI ASHADU KALIMAT NAPAS SABADAN ABADANA ASHADU KALIMAT TIPAL-TIPAL INGSUN YAH TAMPE RAHMAT ILLALLAH KANG TANPE IMAN LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADARROSULULLAH Dibaca ba’da magrib dan subuh 3x Atau 313x atau 1000x selama 7 hari, setelah selesai riyadhoh Di baca ba’da shalat seikhlasnya, berfungsi pengharapan semoga Allah memberikan kemanjuran dlm hal niat dan hajat kita. Sebelumnya tawasul sprti biasa kpd Nabi Muhammad jg para wali. semoga bermanfaat utk kita smua amin. Perlu dulur-dulur ketahui untuk mendapatkan ilmu ini perlu perjuangan yg luar biasa, kalau saya ceritakan di sini tidak akan cukup saya mengetik selama 24 jam. Semoga bermanfaat bagi anda dan menjadi ladang amal ibadah bagi kita. Semoga sholawat dan salam tetap melimpah kepada junjungan kita Rosulullah SWA berserta keluarganya. Terima kasih. Wassalamualaikum wr wb. KIAGENG J J PADEPOKAN JUMANTORO Navigasi posJakarta - Bacaan syahadat menempati kedudukan penting dalam Islam yakni sebagai rukun Islam yang pertama. Bila rukun Islam diibaratkan dengan sebuah bangunan, maka bacaan syahadat merupakan pentingnya kedudukan bacaan syahadat dalam Islam dapat dibuktikan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW. Beliau menyebutkan dua kalimat syahadat sebagai perkara pertama yang membangun agama Islam. Berikut bunyinya,الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَArtinya "Islam dibangun atas lima perkara. Mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan ibadah haji di tanah suci,." HR Bukhari Muslim.Dikutip dari buku Cendekia Kementerian Agama Kemenag, syahadat secara etimologis mengandung makna kesaksian. Artinya, bacaan syahadat merupakan kesaksian dan pengakuan yang diiringi dengan pemahaman. Sehingga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari."Seorang muslim yang baik tidak hanya mengucapkan sekali saja ucapan syahadat, sebab setiap menunaikan shalat akan diulangi berkali-kali bacaan syahadat itu," tulis Pangulu Abdul Karim dalam jurnal Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera itu, bacaan syahadat terbagi menjadi dua yakni, syahadat tauhid dan syahadat rasul. Berikut penjelasannya1. Syahadat tauhidMenurut buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa Kunci Beragama Secara Kafah Ed. Revisi karya Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, bacaan syahadat tauhid berisikan kesaksian secara lisan dan meyakini dalam hati bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain dari Allah SWT. Bacaan syahadat tauhid berbunyi,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُBacaan latin Asyhadu an laa ilaaha illallaahu,Artinya "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah."2. Syahadat rasulBacaan syahadat rasul artinya berisikan kesaksian bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusanNya. Sekaligus meyakini bahwa apapun yang disampaikan dan dilakukannya adalah benar sesuai dengan syariatNya. Berikut bacaan syahadat rasul,أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِBacaan latin Asyhaduanna muhammadar rasuulullahArtinya "Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."Selain syahadat tauhid dan syahadat rasul, ajaran Islam juga mengenal bacaan dua kalimat syahadat atau syahadatain. Makna yang dikandung dalam bacaan dua kalimat syahadat adalah menafikan ketuhanan dari siapa pun dan apa pun yang selain Allah menetapkan dalam hati bahwa ketuhanan itu hanya milikNya. Sekaligus sebagai wujud sikap pengakuan terhadap kerasulan yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW. Ini bunyi bacaan dua kalimat syahadat lengkap dengan latin dan artinya,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِBacaan latin Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullahArtinya "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah karya Fida' Abdillah dan Yusak Burhanudin, ada waktu-waktu tertentu yang disyariatkan untuk mengucapkan bacaan syahadat tersebut. Waktu mengucapkan bacaan syahadat adalahKetika seseorang akan masuk Islam mualafAzan dan iqomah ketika bayi baru lahirWaktu sholat fardhu atau pun sunnahHendak meninggal dunia sakaratul mautAdzan dan iqomahItu dia informasi tentang bacaan syahadat sekaligus makna, jenis, dan waktu pengucapannya. Semoga bermanfaat ya. Simak Video "Kartini, Islam dan Hadiah Pernikahan Tafsir Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] rah/row
o8OFk.